Kamis, 18 Juni 2009

Tumpekan





Kegiatan tersebut adalah sebuah upacara dengan tata cara budaya sunda, yang dimaksudkan untuk berkumpul dan berterimakasih kepada semua yang menjadi asal (wiwitan) kehidupan yang kita rasakan ini, atau hakikatnya berterimakasih kepada Sang MahaKuasa.


Rasa terimakasih tersebut dijewantahkan dengan melakukan ekspresi terbaik dan terindah dari laku budaya yang menjadi kepribadian sejati (Sunda wiwitan),.



Tumpekan intinya berterimakasih atau syukuran (Nganuhunkeun), yaitu laku spiritual yang mengasah kaelingan (kesadaran sejati) sebagai manusia. Dengan cara upacara adat budaya sunda, dimana dengan cara ini, karena merupakan cahaya jembar (universal) sunda wiwitan, maka tidak dibatasi oleh perbedaan apapun yaitu misalnya agama, kesukuan atau ras, jenis kelamin dan lain sebagainya, terbuka untuk siapapun yang mau menerima cara tersebut dan yang ingin merasakannya.


Rasa Naganuhunkeun yang terus diasah menguatkan rasa kemanusiaan, berbagi keindahan serta kebahagiaan yang dihidupkan dan semuanya mengerucut dalam perbuatan, sehingga getar kasih sayang memancar terhadap sesama, alam sekitar dan semesta ini.


Seni yang di gelar dalam upacara, sesungguhnya adalah seni tuntunan, dimana seni bagian dari darma, yaitu asal muasal (buhun) dari tugas seni pada awalnya dalam bagian kebudayaan keseluruhan, yang dapat dimengerti melalui cara pandang budaya sunda.

Rasa indah dan rasa bahagia yang ada dalam seni dapat mengantarkan kita pada kesadaran hidup, bila itu bagian dari pendalaman sejatinya hidup kita, dan itu mengharmonikan keberadaan kita dengan semesta ini.


Ini adalah metode menuju puncak yang sangat efektif, sebagai warisan leluhur sunda yang sangat tua, dimana perangkat yang dipakai menyampaikan getar semesta yang terasa dari keindahan, kesuburan dan kesejahteraan alam parahiyangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar