...Eling, eling mangka eling/ Eling kadiri sorangan/ Eling ka diri nu lian/ Urang jeung Alam taya antara3x/ Mun aya antarana Urang rek cicing dimana? iyeuh.../ Pun, Hirup ti pamedalan nepi Pangbalikan/ Neda Ampun Nya Paralun/ Neda Jembar Pangampura/ Hampura Sapapanjangna
Ahuuuuung...
[Terjemah Bhs.Ind:
Ahuuuuung...(Engkau YangMaha)]
Rumpaka Rajah Pamunah
Lagu tradisi adat Sunda
Rajah di Gunung TangkubanParahu, memberi ketegasan bahwa di setiap titik di bumi ini, alam telah memberi tempat dan tanggungjawab kepada setiap hidup yang terpilih untuk satu dengan lingkungan hidupnya, dan eksistensi itu tidak dapat diubah dengan apapun karena itu sudah terbentuk dan tumbuh secara alamiah ribuan tahun lalu atau lebih, jadi pasti di setiap tempat ada para pendahulu.
Itulah sebabnya, Pancaran kasih para pendahulu harus dihidupkan, para pemelihara warisan leluhur sangat baik dipertemukan dalam satu perjamuan spiritual, yaitu salah satunya berkumpul melakuan ritual bersama di Perahu alam, Gunung TangkubanParahu, yaitu salah satu Gunung yang tersisa dari Gunung Sunda Purba (Purwakancana).
Semoga kita semua, dapat melakukan darma dengan ‘kebeningan rasa’. Memancarkan Cinta kasih bagi semua yang telah lahir dan nyata, sebagai bagian dari Yang MahaHidup. Rahayu, Rahayu, rahayu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar